Complementary Health Care Journals
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc
<p>Complementary Health Care Journals adalah jurnal yang mencakup bidang pengobatan komplementer dan alternatif dalam Keperawatan dan kesehatan. Adapun jurnal ini menerima artikel penelitian original, literature review, dan case study, yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau mix method. Jurnal ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun yaitu periode Juni dan Desember. Jurnal ini diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik.</p>Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresiken-USComplementary Health Care Journals3090-3440<p>All right reserved. The articles in this journal are under copyright of Complementary Health Care and the author of this article. No part of the articles may be reproduced without permission of the journal management.</p>HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS DUDUKSAMPEYAN
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/201
<p> Keahlian komunikasi yang efektif adalah salah satu alat yang paling penting dimana para profesional kesehatan dapat menyampaikan pengetahuan ke dalam implementasi, memberdayakan pasien menemukan solusi untuk tantangan kesehatan mereka, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam merawat pasien. Kepatuhan diet dapat sangat sulit dan membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan cara mengatur untuk meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan komunikasi terapeutik dengan kepatuhan diet pasien diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan metode <em>cross sectional. </em>Pengambilan sample menggunakan teknik <em>purposive sampling </em>dengan jumlah 148 responden. Variabel independen adalah Komunikasi Terapeutik, Variabel dependen adalah Kepatuhan Diet. Data dikumpulkan menggunakan kuisoner kemudian di analisa menggunakan uji <em>chi-square.</em></p> <p>Hasil penelitian ini memperoleh makna (p>0,05), dari hasil data menunjukan komunikasi terapeutik sebagian besar baik (99%) dan kepatuhan diet sebagian besar tidak patuh (62%) diperoleh nilai p=0,652 yang artinya dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara kedua variabel.</p>Fiki Dadang KuncoroMono Pratiko GustomiDimas Hadi Prayoga
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-232025-06-232117HUBUNGAN BEBAN KERJA TENAGA KESEHATAN RUANG OPERASI DENGAN KEJADIAN TRIGGER FINGER
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/503
<p>Beban kerja merupakan kemampuan tubuh dalam menerima pekerjaan berupa beban kerja fisik dan beban kerja psikologis seperti mengangkut, merawat, mondorong. Pekerjaan yang bersifat monoton dapat berdampak munculnya gejala <em>trigger finger.</em> Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan hubungan beban kerja tenaga kesehatan Instalasi Bedah Sentral <em> </em>dengan kejadian <em>trigger finger</em>.</p> <p>Penelitian ini menggunakan pendekatan <em>cross sectional</em> dengan populasi seluruh tenaga kesehatan di Ruang Operasi RS X sebanyak 22 orang. Sampel penelitian diambil dengan teknik<em> purposive</em> <em>sampling</em> dan didapatkan 21 responden. Variabel independen adalah beban kerja tenaga kesehatan Ruang Operasi dan variabel dependen adalah kejadian <em>trigger finger</em>. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan lembar observasi kemudian data dianalisis menggunakan SPSS dengan uji korelasi <em>Spearman </em>dengan tingkat signifikasi p<0,05.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar beban kerja tenaga kesehatan Ruang Operasi adalah berat dan terdapat gejala <em>trigger finger</em>. Terdapat hubungan beban kerja tenaga kesehatan Ruang Operasi dengan kejadian <em>trigger finger</em> dengan nilai ρ = 0, 033 (r<0,05).</p> <p>Semakin berat beban kerja tenaga kesehatan maka gejala <em>trigger finger</em> semakin meningkat. Rumah sakit harus mengatur jadwal dan mengelolah jumlah operasi di Ruang Operasi sehingga kejadian <em>trigger finger</em> pada tenaga kesehatan di Ruang Operasi dapat menurun.</p>Istiroha IstirohaSyihabuddin Al FarosiRoihatul Zahroh
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-252025-06-2521814PENGARUH KONSELING TENTANG PROSEDUR OPERASI DENGAN PENDEKATAN TFA (THINKING, FEELING, AND ACTING) TERHADAP KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI KATARAK
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/468
<p>Katarak menyebabkan cahaya sulit menembus lensa sehingga retina tidak dapat menangkap bayangan dengan jelas. Fenomena yang terjadi di masyarakat, masih sering ditemukan klien saat menjelang tindakan operasi, yang mengalami kecemasan, tanpa mendapatkan intervensi yang spesifik dari perawat untuk mengurangi kecemasannya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh konseling tentang prosedur operasi dengan pendekatan TFA (<em>Thinking, Feeling, and Acting</em>) terhadap kecemasan pasien pre operasi katarak. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian pra eksperimen dalam bentuk <em>One-Group Pre-test Post-test Design </em>dengan populasi 30 orang. Sampel diambil menggunakan <em>purposive sampling</em> dan didapatkan 28 responden pasien katarak di IBS RSUD Ibnu Sina Gresik. Data dianalisis mengunakan uji <em>Paired t test</em> dengan α <0,05. Hasil uji statistic didapatkan <em>p value</em> = 0,000 (α <0,05) yang artinya ada pengaruh konseling tentang prosedur operasi dengan pendekatan TFA (<em>Thinking, Feeling, and Acting</em>) terhadap kecemasan pasien pre operasi katarak. Pemberian konseling dengan pendekatan TFA, klien akan dibantu perawat untuk memecahkan masalah kecemasannya pada aspek psikologik dengan pendekatan yang lebih menyeluruh sehingga mengurangi bahkan menghilangkan kecemasan. Rumah sakit diharapkan dapat membuat program konseling dengan pendekatan TFA untuk mengurangi kecemasan pasien pre operasi.</p>Very Kumala DewiRoihatul ZahrohDaviq Ayatulloh
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-272025-06-27211523PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN DENGAN INDIKASI PENGGUNAAN VENTILATOR
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/505
<p>Keluarga sering mengalami tingkat stres yang tinggi ketika anggota keluarga mereka membutuhkan ventilator. Keluarga mungkin merasa cemas, takut, dan khawatir akan kondisi kesehatan keluarga mereka dengan koseling diharapkan untuk mengurangi kecemasan keluarga pasien dengan indikasi penggunaan ventilator. Penelitian dengan metode kuantitatif dengan desain penelitian <em>pra eksperimen</em> dalam bentuk <em>One-Group Pre-test Post-test Design</em>. Penelitian ini memiliki populasi 30 orang menggunakan <em>non probability tipe purposive sampling </em>menjadi 28 responden di ruang ICU RSUD Ibnu Sina Gresik. Mengunakan uji statistik Uji <em>wilcoxon sign rank test</em> untuk mengetahui tingkat kemaknaan α < 0,05, jika p < 0,05. Hasil kecemasan keluarga pasien sebelum diberikan konseling sebagian besar responden memiliki kecemasan berat (50%) dan setelah diberikan konseling sebagian besar responden memiliki kecemasan ringan (64,3 %) pengolahan data dengan menggunakan <em>willcoxon sign rank test</em> didapatkan p-value = 0,000 (α <0,05) bahwa ada pengaruh konseling terhadap kecemasan keluarga pasien dengan indikasi penggunaan ventilator. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan referensi untuk pembuatan SOP (Standar Operasional Prosedur) tentang pemberian konseling kepada keluarga pasien untuk menurunkan kecemasan keluarga pasien yang menjalani perawatan di ruang ICU untuk mempercepat tindakan sehingga meminimal komplikasi pada pasien.</p>Esti AnggraeniIstirohaAhmad Hasan Basri
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-282025-06-28212433HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENULARAN HEPATITIS B DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN DAN KECEMASAN KELUARGA PASIEN HEPATITIS B
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/533
<p>Penularan Hepatitis B dapat melalui kontak dengan cairan tubuh pasien. Hepatitis B dapat diakibatkan oleh ketidak patuhan cuci tangan oleh pasien dan keluarga. Hepatitis B dapat menimbulkan kecemasan pada keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang penularan Hepatitis B dengan kepatuhan cuci tangan dan kecemasan pada keluarga pasien Hepatitis B yang rawat inap di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik. Desain penelitian yang digunakan adalah desain analitik dengan metode <em>Cross-sectional</em>. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>nonprobability sampling </em>dengan <em>Purposive sampling</em> didapatkan sebanyak 30 responden keluarga pasien Hepatitis B di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik<em>. </em>Data diambil dengan kuesioner pengetahuan, kecemasan dengan skala HARS dan lembar observasi kepatuhan cuci tangan keluarga pasien Hepatitis B kemudian dianalisis dengan uji statistik korelasi <em>Spearman’s Rho.</em> Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan pengetahuan tentang penularan Hepatitis B dengan kepatuhan cuci tangan keluarga pasien Hepatitis B dengan p value 0,03 dan tidak ada hubungan pengetahuan tentang penularan Hepatitis B dengan kecemasan keluarga pasien Hepatitis B dengan p value 0.612. Sebagai upaya pencegahan penularan Hepatitis B, maka diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan sosialisasi pencegahan penularan Hepatitis B melalui pembiasaan budaya cuci tangan pada semua orang yang ada di rumah sakit.</p>Idayani IdayaniIstirohaRetno Twistiandayani
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-282025-06-28213444ANALISIS FAKTOR TERJADINYA SIROSIS HEPATIS DI RSUD IBNU SINA GRESIK
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/534
<p>Sirosis hepatis merupakan penyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan dan penggantian jaringan hati normal dengan jaringan parut. Kondisi ini terjadi akibat proses peradangan dan kematian sel-sel hati secara progresif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor terjadinya sirosis hepatis di RSUD Ibnu Sina Gresik. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian <em>case control</em>. Besar sampel sebanyak 155 pasien diambil dengan <em>total sampling</em>, dengan variabel independen riwayat infeksi virus hepatitis B, riwayat infeksi virus hepatitis C, penyakit hati alkoholik, dan riwayat penggunaan obat-obatan hepatotoksik dan variabel dependen kejadian sirosis hepatis. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan lembar catatan serta dilakukan uji statistik <em>Chi-square </em>dengan signifikansi <em>ρ=<0,05</em>. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat hepatitis B dengan terjadinya sirosis hepatis (<em>ρ=0,003</em>), ada hubungan antara riwayat hepatitis C dengan terjadinya sirosis hepatis (<em>ρ=0,016</em>), ada hubungan antara riwayat obat-obatan dengan terjadinya sirosis hepatis (<em>ρ=0,000</em>). Riwayat hepatitis B, riwayat hepatitis C dan riwayat obat-obatan hepatotoksik sangat erat hubunganya terhadap terjadinya sirosis hepatis.</p>Ainul HusnaIstirohaNatalia Christin Tiara Revita
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-282025-06-28214551PENGARUH SURVEILANS HAIs BERBASIS ELEKTRONIK TERHADAP KEMAMPUAN DETEKSI RISIKO INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/581
<p>Infeksi Daerah Operasi (IDO) merupakan salah satu jenis infeksi nosokomial yang paling umum terjadi di rumah sakit dan menjadi indikator penting dalam mutu pelayanan kesehatan. Perawat sebagai bagian integral dari tim kesehatan memiliki peran penting dalam melakukan surveilans IDO. Surveilans HAIs berbasis elektronik merupakan inovasi teknologi informasi dalam bidang keperawatan dan epidemiologi rumah sakit. Sistem ini memungkinkan integrasi data secara otomatis dari rekam medis elektronik (RME), laboratorium, dan sistem manajemen rumah sakit sehingga mempermudah proses pelacakan, analisis tren, dan identifikasi kejadian infeksi. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh surveilans HAIs berbasis elektronik terhadap kemampuan deteksi risiko infeksi daerah operasi oleh perawat di rumah sakit. Metode: metode penelitian cross-sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada pengukuran/pengamatan data variabel independen dan dependen hanya satu kali dalam satu waktu dengan menggunakan <em>uji Wilcoxon</em>. Hasil: <em>uji Wilcoxon </em><em>A</em><em>symp. Sig. (2-tailed) = 0.000</em> menunjukkan bahwa p-value lebih kecil dari 0.05. Kesimpulan: Penerapan surveilans HAIs berbasis elektronik berpengaruh signifikan terhadap kemampuan deteksi risiko infeksi daerah operasi oleh perawat.</p>Abdul MananNatalia Christin Tiara RevitaKomala DewiRetno Twistiandayani
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-292025-06-29215260HUBUNGAN KUALITAS HIDUP DENGAN KETERCAPAIAN Kt/V MESIN HEMODIALISIS PADA PGK DI RS PETROKIMIA GRESIK
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/499
<p>Penurunan fungsi ginjal kronis dengan laju filtrasi glomerulus (eGFR) <15 ml/menit/1,73 m² menyebabkan pasien harus menjalani terapi hemodialisis 2–3 kali per minggu, yang berdampak pada penurunan kualitas hidup. Kualitas hidup pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti demografi, sosial ekonomi, kondisi medis, serta dukungan keluarga. Faktor-faktor ini juga berperan dalam ketercapaian nilai Kt/V, yang menjadi indikator keberhasilan hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan hubungan kualitas hidup dan ketercapaian Kt/V pada pasien PGK yang menjalani hemodialysis di RS Petrokomia Gresik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>cross sectional</em> dan melibatkan 55 responden yang dipilih melalui teknik <em>purposive sampling</em>. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan dokumentasi nilai Kt/V, dengan analisis data menggunakan uji <em>Spearman rank</em>. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas hidup dan ketercapaian nilai Kt/V (p = 0,000; α < 0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah kualitas hidup yang baik berhubungan signifikan dengan ketercapaian nilai Kt/V pada pasien hemodialisis.</p>Wiyata KusumaIstiroha IstirohaMono Pratiko Gustomi
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-302025-06-30216168PROFIL PENDERITA HIPERTENSI DI DESA GUMENO, KECMATAN MANYAR, KABUPATEN GRESIK
https://journal.univgresik.ac.id/index.php/chc/article/view/502
<p>Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dominan di Indonesia. Faktor penyebab hipertensi dapat berupa factor yang tidak dapat dikendalikan seperti usia, jenis kelamin, genetic, dan ras. Factor lain adalah factor yang dapat dikendalikan seperti pola makan, kebiasaan olahraga, konsumsi garam, kopi alkohol dan stress. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik demografi penderita hipertensi di Desa Gumeno Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan survey. Data diambil di Desa Gumeno dan Puskesmas Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik pada tanggal 10-27 Mei 2025. Populasi penelitian ini sebanyak 150 penderita hipertensi di Desa Gumeno Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Teknik random sampling digunakan dan didapatkan sebanyak 109 sampel. Instrument untuk mengambil data usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, riwayat penggunaan obat hipertensi menggunakan kuisoner data demografi, data konsumsi garam diambil menggunakan kuisioner konsumsi garam, data kebiasaan olahraga diambil menggunakan kuisioner kebiasaan olahraga, dan tekanan darah diperiksa dengan tensi meter digital dan lembar observasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis meggunakan analisis bivariat menggunakan SPPS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah dari jumlah responden berusia 21-44 tahun, sebagian besar adalah laki-laki, sebagian besar responden mempunyai riwayat hipertensi, sebagian besar responden mempunyai riwayat konsumsi obat hipertensi, sebagaian besar responden memiliki kebiasaan konsumsi garam termasuk dalam kategori cukup, sebagian besar responden memiliki kebiasaan olahraga termasuk dalam kategori baik, dan hampir setengah dari total responden memiliki tekanan darah yang termasuk dalam kategori hipertensi derajat. Penderita hipertensi derajat 1 sebagain besar adalah laki-laki usia dewasa awal sehingga bagi masyarakat yang berusia mulai 30 tahun perlu melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin untuk mengetahui status hipertensi dan melakukan olahraga secara rutin untuk mengurangi risiko mendeteksi secara dini terjadinya hipertensi.</p>Lilik WijayatiIstiroha IstirohaAkhmad Suyudi
Copyright (c) 2025 Complementary Health Care Journals
2025-06-302025-06-30216975